Aku dikepung
kerinduan
Ragaku terdiam
seperti lautan yang lelap
Tapi pikiranku sudah
berkeliaran duluan
Melesat diantara
rapalan do'a dan harapan dengan senyap
Sempat jiwaku
tersambar miliaran cahaya halilintar
Kemudian meledakkan
aortaku tanpa gentar
Aku mencoba tegar
meskipun sebentar
Namun airmata ku
tidak mampu bertindak pintar
Terus jatuh luruh
menganak sungai di pipi
Aku tak butuh terapi
hanya saja iman ku di belenggu sepi
Perasaan ku sama
sekali tidak merdeka
Jemariku sesekali
menjemput airmata yang tak terseka
Mata ku hanya
meluncurkun tatapan kosong
Menghantam potret
seorang perempuan dengan senyum merekah
Selongsong kosakata
ku tersendat atau mungkin hangus gosong
Kuasaku lengah
tapaknya payah melangkah
Tubuh ku kini mati
rasa
Tapi bayangan
dirinya terus saja menambah massa
Berhimpit-himpitan
penuh sesak di dalam benak
Tersadar aku tidak
terbiasa meskipun sejenak
Otak ku yang
kelaparan memburu siluet perak mu malas bergerak
Aku sendiri
berselimut sunyi serta suara sendu serak
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung. Silahkan kembali lain waktu dan silahkan tinggalkan komentar.