+ -

Pages

Resonansi Kehidupan

Seakan aku melihatmu
Dengan penuh kecintaan
Seakan kasih ini milikmu
Peluk aku dengan ketulusan

Aku tersembunyi
Tolong temukan
Dikala waktu sunyi
Aku sendirian

Genggam erat tanganku
Disaat semua menjadi kelam
Tatap lekat mataku
Seperti kau melihat masa depan

Waktu kan menggilas peradaban
Tapi cinta yang akan melindungi
Waktu kan pergi meski tanpa kesiapan
Tapi cinta membuatnya abadi

Prakarsa kesatria dan kesetiaan
Temani aku sosok anggun yang menawan
Kita menjadi satu dibawah langit berawan
Bila maut menjemput aku takkan melawan

Kisah itu
Usai sudah
Bait-bait
Penuh darah

5 Mini Blog: December 2014 Seakan aku melihatmu Dengan penuh kecintaan Seakan kasih ini milikmu Peluk aku dengan ketulusan Aku tersembunyi Tolong temukan Dik...

Aksi Reaksi

Kompleksitas tak hanya sepintas
saat impian meretas menguat menembus batas
Lantas apa yang membuatmu merasa tak pantas?
Namun benar tidak ada jalan pintas untuk bisa bertahan diatas

Butuh kerja keras dan inspirasi
Butuh teman dan orang-orang yang setia disisi
Butuh keberanian untuk menjalani
Butuh kekuatan untuk tetap di jalan ini

Konsistensi adalah kunci
Dilain sisi akan muncul pembenci
Yang memikul iri dan caci
Mengumpat di depan dan di belakang, kecil seperti kuaci

Aku dan kau adalah pemenang
Taklukan tantangan maka kita akan dikenang
Lakukan atau mati dengan tangis menggenang
Karena raga dan pikiran tak sempat membuat perubahan
5 Mini Blog: December 2014 Kompleksitas tak hanya sepintas saat impian meretas menguat menembus batas Lantas apa yang membuatmu merasa tak pantas? Namun benar tidak...

Tiga Keajaiban (bagian 1)

Bila Yang Teratur pergi membaur
Yang Bertafakur diam mengikuti alur
Bercampur dalam resonansi maju dan mundur
Serta secercah kesempatan akur dengan Yang Melindur

Yang Teratur tak ingin diganggu
Karena panggung Yang Bertafakur begitu penuh
Yang Melindur mengundurkan diri dulu
Menjejak langkah keluar dengan jenuh

Sudah lewat 30 menit dia disini
Tanpa suara, tanpa bicara
Tubuhnya berpeluh dan tak ada gunanya mengeluhi
Dia pergi sambil mengusap dahi tak bersuara

Yang Teratur duduk senyap dengan tulisannya
Yang Bertafakur memejamkan kedua matanya
Konsentrasi penuh pada keduanya
Yang Melindur tidak tahu apa yang dilakukannya

Dia berjalan menyusuri belantara kota
Otak kotak menjulang dari kehidupan ramai berpola
Yang Melindur bertanya-tanya siapa pembuatnya
Seolah ini baru pertama kalinya dia terkesima

Semua manusia hanya mengikuti jadwalnya
Parahnya lagi mereka sama saja seperti dirinya
Tidak tahu apa yang harus dilakukan
Hidup hanya untuk mencari makan

Tuan dan Nyonya, dari hari ke hari
Tuan dan Nyonya hanya mencari
Yang Melindur hanya menelusuri
Ternyata lembar uang mampu membuat iri

Bila mati tiada arti
Jiwa-jiwa yang tersesat dalam raga yang berjalan
Kekayaan adalah hantu kenyataan
Merasuk dan menguasai pikiran banyak orang

Yang Melindur kembali pulang
Namun kejadian yang sama kembali terulang
Yang Melindur pergi tidur
Berharap esok ada harapan baru yang menjulang
5 Mini Blog: December 2014 Bila Yang Teratur pergi membaur Yang Bertafakur diam mengikuti alur Bercampur dalam resonansi maju dan mundur Serta secercah kesempatan a...

Deskripsiku

Aku hanya hempasan ombak
Yang menghantam karang kenyataan
Terhempas ke daratan
Terombang-ambing di tengah lautan

Aku hanya tiupan angin
Dapat terbang kesana-kemari
Bebas pergi namun tak ada yang mencari
Dari hari ke hari tak ada tempat kembali

Aku hanya bintang kecil diatas langit
Yang berpendar dikala malam
Yang hilang dan tidak diperdulikan
Yang kulakukan sama sekali tak diperhatikan

Aku hanya alur balik waktu
Yang tidak pernah terjadi
Yang menjadi dongeng dan cerita abadi
Yang paling diinginkan namun tak pernah dimengerti

Aku hanya ilusi
Fatamorgana dan reaksi
Esensi, tragedi dan mimpi
Partisi dari kehidupan yang diatur rapi
5 Mini Blog: December 2014 Aku hanya hempasan ombak Yang menghantam karang kenyataan Terhempas ke daratan Terombang-ambing di tengah lautan Aku hanya tiupan angin...
< >